Tampilkan postingan dengan label Spedu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Spedu. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Juli 2012

LKS SAINS DASAR PEND. IPA




Standar Kompetensi                      Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda, dan kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar                          
1.       Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair dan gas.
2.       Mendeskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna, atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka.
3.       Menjelaskan kegunaan benda plastik, kayu, kaca dan kertas.
Tujuan                                 
a.       Membuat daftar benda-benda dan mengelompokkannya berdasarkan sifat
b.      Membandingkan serta mmbedakan sifat pada benda cair dengan benda padat
c.       Mendemonstrasikan perubahan sifat pada benda dan membandingkan benda sebelum dan setelah mengalami perubahan
d.      Membuat daftar benda yang banyak digunakan sehari-hari dan menjelaskan kegunaannya
e.      Memprediksi benda jika tidak digunakan sesuai dengan kegunaannya dan mencari informasi alasan orang menggunakan benda tersebut.

A.      Mendeskripsikan Sifat-Sifat Benda Padat Dan Benda Cair
1.       Sifat-sifat Benda
Cermin

Uang logam
Air yang dituangkan

Spons

Pernahkah kamu mengamati dan menyentuh benda-benda seperti gambar di atas? Permukaan cermin terasa halus jika disentuh. Sebaliknya, permukaan uang logam terasa kasar. Selain kasar, uang logam terasa keras. Adapun spons terasa lunak dan lentur jika ditekan. Sifat lain yang tampak pada gambar adalah air yang dituangkan dapat mengalir. Namun, benda-benda yang lain tidak dapat mengalir. Berdasarkan uraian tersebut, kamu telah mengetahui bahwa setiap benda memiliki sifat tertentu.
 Semua benda padat jika dipindahkan ke wadah yang berbeda, ukuran dan bentuknya selalu tetap. Selain itu, benda padat memiliki sifat dapat digenggam.  Benda cair memiliki bentuk sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Air yang dituangkan ke dalam wadah yang bulat, bentuknya akan bulat. Ketika air tersebut dipindahkan ke wadah yang panjang, bentuknya akan panjang. Walaupun demikian, jika jumlah air di setiap wadah diukur, jumlahnya akan tetap. Sekarang, jika kamu diminta menggenggam air, dapatkah kamu melakukannya? Berbeda dengan benda padat, air tidak dapat digenggam.

2.  Adakah Sifat Benda padat dan benda cair yang sama?
Dari hasil percobaan sains I , diketahui bahwa air dapat memenuhi gelas yang kosong. Ketika gelas tersebut diangkat, gelas tersebut akan terasa berat. Ini menunjukkan benda cair memiliki berat dan menempati ruang. Bagaimana dengan benda padat? Cobalah lihat tas kalian masing-masing. Awalnya tas kosong, setelah diisi buku dan alat tulis lainya, tas kalian menjadi penuh. Tas kalian juga teras aberat ketika diangkat. Kedua peristiwa ini menunjukkan bahwa benda padat juga memiliki sifat menempati ruang dan memiliki berat.

3.  Sifat berbagai benda padat
Sebelumnya, kalian telah mengetahui sifat-sifat dari benda padat. Namun, setiap benda juga memiliki sifat benda lainnya yang berbeda-beda.  Semua benda memiliki bentuk asal yang berbeda-beda. Lilin malam bersifat lunak. Jika di tekan, bentuk lilin yang asalnya bulat dapat berubah/ bandingkanlah dengan koin/uang logam. Jika dipegang atau ditekan bentuknya tetap.

Gelas Kaca


Garpu plastik


Gelas kaca bersifat keras. Jika dipegang dan ditekan, bentuknya tetap. Namun, gelas kaca mudah pecah jika membentur benda keras. Sedangkan garpu plastik, jika dilentingkan atau ditekan, bentuknya akan berubah. Namun, setelah tidak dilentingkan atau tidak ditekan, bentuknya akan kembali seperti semula.

4.  Sifat berbagai benda cair
Setiap benda cair memiliki sifat yang berbeda-beda. Perbedaan sifat benda cair bisa diamati dari warna, kekentalan, aroma dan rasanya. Misalnya, kecap memiliki warna hitam, keadaannya kental, dan rasanya manis. Adapun minyak kelapa berwarna kuning, kental dan berasa tawar. Ayo perhatikan benda-benda cair lainnya yang ada di sekitarmu. Bagaimanakah sifatnya?

B.  Perubahan Sifat Benda
1.  Perubahan sifat benda padat 

2.  Perubahan sifat benda cair
Setelah mengetahui sifat dari es yang dapat berubah menjadi air, muncul pertanyaan apakah air dapat berubah menjadi es? Air dapat diubah menjadi es dengan menyimpannya di ruangan bersuhu 0 derajat celcius ( 0° C). Perubahan es ini disebut membeku.
3.  Perubahan sifat pada benda yang dibakar
Pernahkah kamu memperhatikan kayu yang dibakar? Perubahan apa yang terjadi pada kayu tersebut? Apakah kayu yang dibakar dapat kembali ke bentuk semula?

PERCOBAAN SAINS 2
Mengamati Perubahan sifat benda yang dibakar
Alat dan bahan :
Ranting kayu yang jatuh dari pohon & korek api
Cara Kerja :
1.       Lakukanlah secara berkelompok
2.       Kumpulkanlah ranting-ranting kayu.
3.       Dengan bantuan guru atau orang tuamu, bakarlah ranting-ranting kayu itu.
4.       Amatilah yang terjadi dengan ranting kayu yang dibakar
5.       Amati pula hasil pembakarannya.
Diskusikan pertanyaan berikut sebagai bahan membuat laporan.
1.       Apa yang terjadi pada ranting kayu setelah dibakar?_______________
2.       Adakah perubahan warna dari ranting sebelum dan sesuadah dibakar? __________________________________________________________
3.       Apakah yang diperoleh setelah ranting kayu habis terbakar? ________ __________________________________________________________
4.       Dapatkah kamu mengembalikan wujud ranting yang sudah terbakar kewujud semula? ___________________________________________
5.       Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan ini?  ______________ __________________________________________________________
 






C.  Kegunaan Benda Berdasarkan Jenis Bahan
Amatilah berbagai peralatan di sekitarmu. Terbuat dari apakah peralatan tersebut? Bagaimana jika peralatan tersebut menggunakan bahan yang lain? digunakan untuk apa benda-benda tersebut?
Tabel Bahan Pembuat dan Keguanaan Benda-Benda
No
Peralatan
Bahan
Kegunaan
1



2



3



4



5



6



7



8



   Isilah tabel diatas sesuai dengan petunjuk. Diskusikan dengan kelompokmu, mengapa peralatan tersebut terbuat dari bahan-bahan seperti yang tertulis pada tabel? Setiap peralatan terbuat dari bahan yang sesuai dengan kegunaan peralatan tersebut. Misalnya, plastik bersifat ringan, antipecah, dan kedap air. Plastik sering digunakan sebagai bahan gelas, piring, payung, atap dan gayung.
  
Sekarang, perhatikan gambar dibawah ini. Bagaimana cara orang tersebut berkendara disaat turun hujan. Orang tersebut berlindung dari hujan menggunakan jas hujan, bandingkan dengan yang tidak mengenakan jas hujan. Jas hujan terbuat dari plastik. Plastik merupakan bahan yang kedap air sehingga dapat melindungi orang tersebut dari air hujan.



Bahan lain yang sering digunakan untuk membuat peralatan adalah kaca dan karet. Kaca mempunyai sifat keras tetapi mudah pecah. Beberapa alat yang terbuat dari kaca antara lain gelas, piring, kaca jendela. Adapun karet mempunyai sifat elastis. Ban mobil merupakan contoh benda yang terbuat dari karet.  
                                                                                                  

Berlatih Sains
A.    Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1.      Agar-agar setelah dimasak dan didinginkan akan berubah bentuk, sama dengan ... jika dimasak dan didinginkan.
a.       Beras                           b. Tepung kanji                       c. Buah-buahan
2.      Bahan makanan yang jika direbus akan mengeras adalah . . .
a.       Ketimun                      b. Labu siam                            c. Telur
3.      Pandu memiliki benda yang terbuat dari kertas, kayu dan lilin. Jika ketiganya dibakar, wujud benda berbahan . . . akan kembali ke semula.
a.       Kertas                          b. Kayu                                   c. Lilin
4.      Benda yang berbahan tipis, ringan dan tidak kedap air adalah ciri-ciri . . .
a.       Kertas                          b. Plastik                                 c. Seng
5.      Serbuk kayu jika dimasukkan ke wadah akan memenuhi tempatnya. Hal tersebut sesuai dengan sifat benda, yaitu . . .
a.       Menempati ruang        b. Bentuk sesuai wadah          c. Memiliki berat

B.     Isilah titik – titik pada soal berikut dengan jawaban yang tepat.
1.      Dapat digenggam merupakan salah satu sifat benda . . .
2.      Plastisin atau lilin malam merupakan contoh benda  . . . . . . . . . .  yang lunak.
3.      Perubahan gula merah menjadi larutan gula merah disebut . . . .
4.      Benda yang berbahan  . . .  . . . . . .  . dapat tembus cahaya.
5.      Plastik digunakan sebagai bahan pembuat payung karena bersifat  . . . . . . . . air.

C.    Jawablah dengan singkat dan tepat.
1.      Jelaskan perbedaan dan persamaan yang kamu ketahui antara benda padat dan benda cair.
Jawab : _________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2.      Sebutkan beberapa contoh perubahan pada benda yang kamu ketahui.
Jawab : _________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
3.      Sebutkan lima jenis bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jawab : _________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

NOTE : Gambar tergantung kreatifitas masing-masing

Jumat, 09 Maret 2012

Artikel Sosio-Antropologi Pendidikan


Dinamika Pendidikan di Pedesaan
Sekarang ini dimana sarana prasarana infrastruktur relatif sudah dirasakan manfaatnya bagi masyarakat yang berada di pedesaan secara khusus masyarakat pedesaan yang ada di bumi Kalimantan Tengah, seiring berkembangnya sarana prasarana infrastruktur sungguh membawa angin segar dan sedikit demi sedikit mulai mengikis keterisolasian baik dari segi kultur sosial budaya sampai kepada dunia pendidikan yang ada dilingkungan pedesaan itu sendiri. Bila dilihat dari segi pendidikan, baik dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, sampai kepada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di pedesaan sangat memberi arti yang sangat dalam bagi kehidupan pendidikan bagi masyarakat setempat, bahkan manfaatnya juga biasa dirasakan oleh masyarakat lain yang berada diluar desa tersebut. Sarana dan prasarana pendidikan ini tentunya merupakan kepedulian serius dari Pemerintah dalam upaya mencerdaskan generasi-generasi muda agar dimasa-masa mendatang sumber daya manusia yang dimiliki bumi Isen Mulang mampu bersaing, baik pada skala nasional sampai pada tingkat internasional.
Pendidikan bagi masyarakat adalah mutlak dan wajib, bukan hanya untuk masyarakat perkotaan tetapi juga mutlak bagi masyarakat pedesaan, tidak hanya suatu kewajiban bagi orang-orang berekonomi menengah keatas tetapi juga merupakan tekad bagi masyarakat yang berekonomi lemah untuk merasakan manis pahitnya suatu pendidikan, hanya saja yang nyata terlihat dari segi ekonomi memang terasa perbedaannya, bagi yang berekonomi lemah maka pendidikan dalam suatu keluarga tersebut akan berada pada level-level tertentu saja, dibandingkan mereka yang berekonomi mapan tentunya banyak peluang untuk memperoleh pendidikan pada level-level atas, disamping ekonomi memang banyak faktor juga yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam meraih pendidikannya.
Sarana dan prasarana, kualitas dan kuantitas sampai kepada kesejahteraan adalah bagian dari suatu perbedaan antara pendidikan kota dan pendidikan yang ada di pedesaan, baik yang dirasakan oleh tenaga pedidik sampai kepada orang tua dan siswa itu sendiri. Perbedaan-perbedaan tersebut layaknya seperti dua sisi mata uang yang berbeda tetapi memiliki satu fungsi. Di jaman sekarang ini akankah perbedaan-perbedaan klasik tersebut selalu menjadi penghambat bagi kemajuan suatu pendidikan? Tentunya beragam cara sudah banyak dilakukan untuk meminimalisasikan perbedaan-perbedaan tersebut.
Umumnya yang selalu menjadi penghambat kemajuan pendidikan yang ada di pedesaan adalah :
1.      Kurang tersedianya fasilitas penunjang pembelajaran,
2.      Relatif kurang efektifnya ketercapaian penyampaian suatu materi pembelajaran kepada siswa disebabkan guru memegang lebih dari satu bidang studi mata pelajaran yang diampunya. Dengan bahasa lain, kuantitas guru sangat sedikit sehingga menyebabkan satu orang guru bisa menyampaikan dua sampai tiga mata pelajaran yang berbeda sekaligus dalam seminggu dengan bobot jam mengajar lebih dari standar seharusnya.
3.      Banyaknya jumlah siswa dalam satu ruangan melebihi dari daya tampung kelas,
4.      Tingkat penghargaan yang diterima oleh guru dalam bentuk kesejahteraan terkadang tidak  sesuai dengan pengabdiaannya sehingga bisa menyebabkan menurunnya semangat kerja yang berdampak pada penyampaian materi kepada siswa menjadi sekadarnya saja, sehingga pada akhirnya konsistensi terhadap waktu belajar menjadi menurun,
5.      Kurang terciptanya keharmonisan hubungan sosial antara guru dan siswa, guru dan staf, guru dan atasan sampai kepada guru dan orang tua, hal ini terkadang disebabkan oleh missunderstading atau kurang transparansi terhadap suatu masalah.
Hal-hal tersebut baru sebagian yang merupakan faktor ekternal, sedangkan faktor internal yang juga berpotensi menjadi penghambat suatu kemajuan pendidikan khususnya di pedesaan adalah bila mulai terkikisnya rasa memiliki, tanggung jawab terhadap tugas, dan beban moral baik itu bagi tenaga pendidik sampai kepada anak didik.  Tidak ada rasa memiiki terhadap sekolah berarti tidak mau tahu atau cuek saja dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah sehingga terkesan sekolah hanya dijadikan sebagai rumah singgah saja dan bukan sebagai wadah untuk menyatukan visi dan misi sekolah, dampak lain yang akan terasa adalah dari sisi tanggung jawab. Orang tua siswa umumnya tidak terlalu banyak tahu tentang aktifitas anaknya selama proses belajar mengajar di sekolah, mereka hanya berasumsi bahwa di sekolah anaknya sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Saat-saat seperti itulah tenaga pendidik dituntut untuk memiliki tanggung jawab terhadap aktifitas anak didik selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah, dan faktor internal yang ketiga yaitu beban moral. Berhasil tidaknya anak didik tidak lepas dari campur tangan tenaga pendidiknya, bila anak didiknya berhasil tentu menjadi kebanggaan bagi gurunya, secara moral tenaga pendidik itu telah menjalankan amanah orang tua murid dan pemerintah untuk mencerdaskan generasi-generasi muda, sebaliknya jika anak didik itu gagal tentu menjadi bahan koreksi bagi para pengajarnya.
Dalam hal ini dibutuhkan kesepahaman persepsi bukan hanya bagi para pendidik tetapi juga bagi para anak didik. Di pedesaan, sekolah memiliki keanekaragaman kebiasaan dengan kultur aturan yang berbeda-beda, hal ini bisa disebabkan oleh tipikal para anak didik yang bermacam-macam,  bagi yang aktif tentunya memberikan kemudahan bagi para pengajar untuk mengembangkan imajinasi dan kreatifitas anak didik, namun bagi yang pasif membuat para pengajar lebih banyak melakukan proses pembelajaran yang bersifat monolog dan terkesan terpusat pada guru saja.  Dilihat dari sisi pendekatan sosial antara guru dan murid, di pedesaan guru dan murid lebih banyak bersosialisasi bukan hanya dalam proses belajar mengajar di sekolah, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini dikarenakan letak geografis atau luas suatu wilayah desa tidak seluas wilayah yang ada diperkotaan, sehingga memudahkan guru dan murid selalu berinteraksi. Dan guru selalu bisa melihat dan mengontrol perilaku anak didik dalam kesehariaannya di luar sekolah.
Dalam menghadapi perilaku anak didik yang notabene adalah dari kalangan pedesaan, tentu dalam penyampaian proses belajar mengajar di sekolah sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya lokal setempat, mulai dari gaya berbahasa, bergaul, sampai pada cara anak didik menyerap suatu materi yang disampaikan. Pendekatan yang digunakan tergantung dari para pengajarnya, namanya juga didesa, setelah pulang dari sekolah bisa saja anak didik membantu orang tuanya bekerja sehingga materi-materi yang disampaikan hanya terserap sebatas proses belajar mengajar di sekolah saja, selebihnya mereka lebih banyak berinteraksi dengan lingkungannya masing-masing.  Sejatinya para anak didik, belajar bukan hanya sebatas di sekolah saja, tetapi bagaimana mereka mengulang pelajaran di sekolah itu dirumah atau dengan membuat kelompok-kelompok belajar, bahkan dengan tambahan les atau private lainnya. Di desa hal ini sangat jarang dikembangkan, kasusnya tetap saja sama, yaitu jika pelajaran sekolah usai, selanjutnya adalah waktu untuk membantu ekonomi keluarga, bahkan ada yang memanfaatkan untuk berinteraksi sesama temannya dalam kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran di sekolah.
Beragam dinamika inilah sering membuat para guru yang bertugas di pedesaan dituntut membuat formula pembelajaran yang lebih tepat sasaran dengan tidak mengesampingkan pedoman-pedoman pendidikan yang sudah diatur dan ditetapkan baik oleh pusat maupun pemerintah daerah melalui departemen dan dinas-dinas terkait.  Standarisasi pendidikan yang telah diatur dan ditetapkan, mengharuskan para guru untuk bisa membantu anak didik meraih ketuntasan yang optimal dalam proses pembelajaran walaupun terdapat keterbatasan yang mungkin menghambat proses pembelajaran itu sendiri, namun tetap saja ada jalan keluarnya dalam menghadapi keterbatasan itu dan masing-masing guru dan sekolah memiliki cara tersendiri mengatasinya.
Jika diilustrasikan sekolah itu adalah restorant. Jika di kota, restoran pasti banyak menawarkan menu-menu makanan yang lezat, sementara di desa restoran hanya menawarkan satu menu saja. Dari menu yang ditawarkan sungguh sangat jauh perbedaanya, namun satu yang ingin dicapai oleh kedua restoran itu, yaitu bagaimana orang yang makan di restorannya itu bisa kenyang dan keluar dengan senyuman!?

Komentar :
Pendidikan merupakan hal yang wajib dan mutlak bagi setiap anggota masyarakat. Dengan adanya pendidikan baik di kota maupun di pedesaan bertujuan sama yaitu,  demi tercapainya kebutuhan masyarakat akan pendidikan. Hanya saja pendidikan di daerah pedesaan lebih tertinggal daripada di daerah kota. pendidikan di daerah perkotaan lebih maju karena adanya tingkat kesadaran tinggi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan sesuai yang tertera pada UUD 1945. Sedangkan untuk di wilayah pedesaan selain kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam mengenyam pendidikan, juga dipengaruhi oleh tingkat ekonomi masyarakat serta keadaan daerah/wilayah mereka yang jauh dari pusat pemerintahan/pusat kota. Tak hanya itu, di masyarakat pedesaan masih beredar pemikiran bahwa sekolah terutama untuk tingkat menengah atas dan perguruan tinggi membutuhkan biaya tinggi serta hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang kaya.
Fakta yang beredar dilapangan, dalam hal ini di masyarakat pedesaan menyebutkan bahwa penyebab adanya kekurang-majuan pendidikan di pedesaan disebabkan oleh beberapa hal. Lokasi/ wilayah desa tersebut menjadi penyebab utama, dengan susahnya akses untuk penyediaan sarana prasarana serta akses bagi siswa menuju sekolah seperti melewati sungai besar tanpa adanya jembatan. Selain itu, kurangnya staf pengajar yang mau untuk mengabdi di daerah pedesaan dengan mempertimbangkan berbagai alasan, baik itu karena akses sekolah, kurangnya fasilitas, kurangnya tenaga pengajar dan terlalu banyaknya siswa. Faktor terakhir yaitu adanya tingkat pendapatan ekonomi daerah/ desa tersebut sehingga anak lebih memilih bekerja untuk membantu perekonomian keluarga daripada untuk pergi ke sekolah. Jadi, sudah sepantasnya apabila pemerintah harus turun tangan untuk mempermudah akses ke sekolah di desa tersebut. Selain itu mengubah mainset masyarakat pedesaan tentang pentingnya pendidikan serta menyediakan tenaga pengajar yang profesional yang pembelajarannya berpusat pada keaktifan siswa, sehingga tidak terjadi ketimpangan mutu pendidikan di daerah pedesaan dan daerah perkotaan. 

PENELITIAN PENDIDIKAN

1.      Pengertian Penelitian
Zainal Arifin (2011 : 1) mengungkapkan “Istilah penelitian berasal dari bahasa Inggris yaitu research (re = kembali, dan search = mencari). Dengan demikian, research berarti mencari kembali yang menunjukkan adanya proses berbentuk siklus bersusun dan berkesinambungan.”
Sementara Hillway dalam Zainal Arifin (2011 : 2) dalam bukunya Introduction to Research menjelaskan ‘penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.’

2.      Langkah-langkah atau alur penelitian
Gideon E. Nelson dalam Zainal Arifin (2011 : 11) ‘mengembangkan konsep metode ilmiah dengan empat langkah pokok, yaitu informasi awal, hipotesis, eksperimen, dan pengamatan, serta hipotesisi diterima atau ditolak.’
Sementara Jack R. Frankel dalam Zainal Arifin (2011 : 11) mengemukakan ‘lima langkah dalam metode ilmiah, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, memproyeksikan konsekuensi- konsekuensi, dan menguji hipotesis.’
McMillan dan Schumacher dalam Zainal Arifin (2011 : 12) mengungkapkan ‘langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut : (a) define a problem, (b) state the hypothesis to be tested, (c) collect and analyze data, and (d) interprete the results and draw conclusions about the problem.’
Zainal Arifin (2011 : 12) menerangkan tentang “pembagian tahapan penelitian menjadi tiga tahap, yaitu penyusunan desain penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian. Setiap tahap diperinci lagi menjadi langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
Tahap pertama: Penyusunan Desain Penelitian
1.      Merumuskan Latar Belakang Masalah
2.      Merumuskan Masalah
3.      Melakukan Studi Pendahuluan
4.      Merumuskan Hipotesis
5.      Merumuskan Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
6.      Menentukan Populasi dan Sampel
7.      Menyusun Instrumen Penelitian
8.      Menyusun Langkah-langkah Pengolahan Data
Tahap Kedua: Pelaksanaan Penelitian
9.      Mengumpulkan Data
10.  Mengolah Data
11.  Membahas Hasil Penelitian
12.  Merumuskan Simpulan, Implikasi, dan Saran
Tahap ketiga: Laporan Penelitian
13.   Menyusun Laporan Hasil Penelitian

3.      Cara memilih dan penetapan masalah penelitian atau sumber masalah penelitian
Zainal Arifin (2011 : 180) menjelaskan bahwa :
Dalam pemilihan dan penentuan masalah penelitian, ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan secara hati-hati, yaitu: (a) masalah penelitian harus yang bersifat teka-teki, unik, orisinil dan belum bisa dijawab dengan tegas, (b) dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya atau kalimat interogatif, (c) dirumuskan dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, (d)tersedia sumber informasi yang cukup, baik dalam bentuk manusia sumber (human resources) maupun yang bukan manusia sumber (nonhuman resources), sehingga memungkinkan pengumpulan data, (e) mempunyai manfaat yang besar, baik secara teoritis maupun praktis, (f) sesuai dengan kemampuan peneliti itu sendiri (terutama dalam penggunaan metode penelitian) dan bidang keahliannya, dan (g) memperhatikan biaya, waktu, alat dan tenaga penunjang lainnya.