Jumat, 09 Maret 2012

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN



MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PELANGGAN
Makalah ini ditulis guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan






Oleh :
           Nama          : Nur Indah Dilla M
           NIM            : 10103241031





JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011




KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum wr.wb

            Alhamdulillah segala puja puji syukur kami panjatkan ke hadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh kaum muslimin dan muslimat yang setiasa istikomah mengikuti petunjuknya.
            Berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PELANGGAN ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewirausahaan, Selain itu juga sebagai media latihan untuk bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan.
            Dalam kesempatan ini, tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuan, dorongan, pengarahan serta dukungannya kepada:
1.      Allah SWT
2.      Bapak Drs. Ibnu Syamsi selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Kewirausahaan.
3.      Segenap teman-teman seperjuangan
4.      Seluruh keluarga yang tercinta dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Besar harapan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalaamu’alaikum wr.wb.


Yogyakarta,  November 2011

Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......….....……………………………….......................……i
KATA PENGANTAR..……………….................................……………………ii
DAFTAR ISI…………..………………..................................………………….iii
ABSTRAK....……........................................…………………………………….iv
PENDAHULUAN                                                                                       
Latar Belakang
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pelanggan
B.     Menganalisis Kebutuhan  Pelanggan
C.     Pendekatan dalam meningkatkan pelayanan
D.    Kerangka pelayanan pada pelanggan
PENUTUP
 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA





MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PELANGGAN


Nur Indah Dilla M
NIM : 10103241031
PLB/FIP/UNY Yogyakarta

ABSTRAK


Tujuan dari penulisan makalah ini, selain memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan, tujuan lainnya yaitu memahami apa itu pelanggan, macam-macam pelanggan, bagaimana mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, bagaimana pendekatan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, serta bagaimana kerangka pelayanan kepada pelanggan agar pelanggan merasa puas denan service yang diberikan saat melakukan bisnis dengan kita. Pelanggan dapat berupa perorangan/ individu maupun instansi/ lembaga yang membeli produk barang atau jasa. Macam-macam pelanggan dapat dibedakan menurut beberapa kriteria. Selain itu, perlunya mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, baik itu kebutuhan praktis, kebutuhan fisik, maupun kebutuhan emosional. Pendekatan pro-aktif untuk meningktakan pelayanan pada pelanggan serta kerangka pelayanan pada pelanggan yang berupa aturan-aturan dalam service excellent dan sikap-sikap dalam penyampaian pelayanan.


Kata kunci : pelanggan, pelayanan pelanggan, costumer service, kebutuhan pelanggan




 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Sebagai seorang wirausahawan, mereka harus mampu menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai orisinalitas yang sekiranya dapat bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak. Selain itu, wirausahawan harus mampu merencanakan usahanya sejak nol hingga pesat nantinya.
Seorang wirausahawan harus mampu memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang ada, melakukan penilaian peluang pasar, hingga pemasaran produk kepada pelanggan. Dengan hal ini pula, pelayanan kepada pelanggan menjadi hal yang paling utama dalam proses pemasaran produk usaha. Setiap wirausahawan menyadari bahwa penjualan yang berhasil dimana calon pembeli tiba-tiba terlibat secara emosional dengan produk itu. Para wirausahawan harus mampu meyakinkan calon pembeli sesuai dengan karakteristik calon pembeli.
Pelanggan sebagai seorang yang secara individu atau instansi melakukan pembelian produk barang atau jasa berhak mendapat perilaku yang menyenangkan serta mendapatkan pengarahan-pengarahan dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemasaran produk saat ini, sudah jauh lebih baik. Dengan adanya era globalisasi, pemasaran produk menjadi lebih mudah, efektif dan efisien. Pemasaran dapat dilakukan melalui media elektronik terutama televisi, radio, media cetak seperti koran, majalah, serta internet. Sebelum adanya media elektronik, pemasaran produk dilakukan oleh tenaga penjual dari pintu ke-pintu. Namun, hal ini justru meninggalkan citra yang buruk dan tidak adanya kualifikasi profesional yang mempermudah merosotnya karir ini.
Untuk melakukan pemasaran suatu produk, anda harus mempunyai seseorang yang bersedia membeli. Dalam proses pemasaran suatu produk, banyaknya persaingan yang dapat menghambat kegiatan pemasaran produk kita. Di pasar industri, pelanggan seringkali melakukan pencarian informasi produk yang akan dibelinya. Lazimnya, mereka (calon pembeli) melakukan penelitian terlebih dahulu, mengumpulkan informasi dan mengunjungi toko atau melakukan pertemuan dengan sejumlah perwakilan penjualan. Tekanan persaingan menyebabkan sebagian produk memiliki harga, mutu, serta spesifikasi yang sama.
Perusahaan dengan pelayanan pelanggan yang bermutu tinggi, tidak akan pernah merasa direndahkan atau pun dicemarkan nama baiknya, ketika pelanggan mengkritik pelayanan perusahaan tersebut dengan rasa tidak puas. Perusahaan yang baik akan selalu mencari tahu kekuatan dan kelemahan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Mereka tidak akan pernah menutup mata terhadap keluh kesah pelanggan, mereka akan menjawab semua keluh kesah pelanggan dengan sikap yang menghormati rasa puas pelanggan. Perusahaan juga akan menjawab semua kebutuhan pelanggan melalui cara-cara kemanusiaan yang tinggi. Termasuk, sikap yang penuh dedikasi untuk memperbaiki segala kekurangan dan kesalahan terhadap pelanggan.
Perusahaan akan memahami dan menerima semua kekuatan dan kelemahannya dalam setiap pelayanan pelanggan. Perusahaan akan bersikap rendah hati terhadap semua keluh kesah pelanggan, dan mencarikan solusi yang sempurna untuk kebahagiaan hati pelanggan. Perusahaan yang baik tidak akan menganggap bahwa mereka sudah sempurna dengan pelayanan sempurnanya, tapi dengan sikap rendah hati mereka akan mendengar suara pelanggannya untuk memperbaiki semua kekurangan dengan kualitas terbaik. Perusahaan yang baik tidak akan memperbesar masalah kecil, tapi meredam semua masalah kecil secara bijaksana melalui kekuatan cinta dan kepedulian. Mereka tahu bahwa membiarkan masalah kecil menjadi besar, sama artinya membiarkan peluang untuk meraih reputasi dan kredibilitas menjadi hilang.
Perusahaan yang tidak mau peduli kepada kelemahan pelayanannya, secara otomatis akan menghilangkan peluangnya untuk tumbuh menjadi raksasa yang dicintai pelanggannya. Jika perusahaan menghentikan perbaikan pelayanan kepada pelanggan, maka secara perlahan pertumbuhan perusahaan akan berhenti dan kinerja perusahaan akan turun terus. Perusahaan yang baik akan menyambungkan hatinya secara mendalam ke hati para pelanggannya. Mereka akan menyatu dalam satu perasaan dan satu persepsi dengan para pelanggannya. Mereka akan selalu mengembangkan dirinya secara bijaksana untuk memberikan segala kebaikan kepada pelanggannya. Mereka akan selalu belajar dari keluh kesah pelanggannya untuk menciptakan hal-hal terbaik buat pelanggan.
Perusahaan yang baik tidak akan merasa sempurna dan sombong dengan pelayanan mereka, tapi selalu menunduk dengan penuh hormat untuk mendengarkan kritik dan saran dari para pelanggannya. Pelayanan rendah hati akan meningkatkan rasa hormat perusahaan kepada pelanggan. Perusahaan perlu fokus pada sisi-sisi kemanusian pelanggan, dengan cara memberikan semua harapan pelanggan sesuai janji-janji perusahaan kepada pelanggan. Dalam hal ini, suatu perusahaan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan pelanggannya, mengetahui pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan dalam pemasaran produk mereka, juga melakukan pelayanan kepada pelanggan disertai sikap-sikap empati yang dapat membuat pelanggan sebagi raja dalam sebuah penyelenggaraan bisnis.




                                         PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pelanggan
Pembeli adalah raja, hal ini menandakan betapa pentingnya sesuatu yang bernama ”pembeli” itu. Namun, di dunia usaha ternyata yang menjadi raja bukankah Sang Pemilik Modal yang mempunyai kekayaan melimpah, direktur atau karyawan perusahaan, tetapi adalah pembeli. Pembeli yang harus di dengar, dilayani dan diikuti keinginaanya dengan sebaik-baiknya.
Pengertian pelanggan secara sempit (Ansori Toyib : 2003)  adalah semua orang atau organisasi yang melakukan pembelian produk atau jasa yang diasilkan perusahaan. Termasuk dalam pengertian ini pembeli riil (yang benar-benar sudah membeli) atau pembeli potensial (target market, pembeli pertama dan pembeli yang baru melakukan penjajakan). Pengertian pelanggan dalam arti luas adalah semua pihak yang mempunyai hubungan/ kepentingan dengan perusahaan (stake holders) seperti supplier, distributor/penyalur, pemilik perusahaan, kreditor/investor, karyawan organik/ nonorganik, pembeli produk & jasa.
Ditinjau dari segi kenyataan di lapangan, penegertian pelanggan (Sutrisno, 2007: 9), yaitu orang atau instansi/lembaga yang melakukan pembelian produk baik barang maupun jasa secara berulang-ulang. Seorang pelanggan berarti telah mengetahui secra mendalam tentang barang dan jasa baik mengenai kualitas, kegunaan, kelebihan maupun kelemahannya.  Sedangkan calon pelanggan itu adalah seseorang yang membeli suatu produk barang atau jasa karena ingin mencoba atau karena merupakan alternatif, jadi mereka masih dalam tahap berpikir. Calon pelanggan akan menjadi pelanggan apabila si penjual pandai menawarkan barang yang dijualnya.mempermudah pengidentifikasian pelanggan, lebih baikkita klasifikasikan mereka sebagai seseorang, organisasi, ataupun instansi yang utuh, dan pada dasarnya mereka semua mempunyai kebutuhan jasmani dan rohani. Jenis kebutuhan yang dibutuhkan dapat bervariasi tergantung situasi, kondisi, dan daya beli masing-masing pembeli. Bagan macam-macam pelanggan:
Dari bagan diatas dapat diketahui macam-macam pelanggan ditinjau dari segi banyaknya (Sutrisno, 2007: 10-12),  antara lain:
1.      Pelanggan dari segi banyaknya
a.       Pelanggan individu
Pelanggan individu adalah pelanggan yang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan dirinya sendiri. Ia berbelanja tidak atas keluarga, organisasi, atau orang lain. Pelanggan individu mengharapkan kepuasan untuk dirinya sendiri, misalnya kepuasan dalam pelayanan dan kepuasan dalam produk yang dibutuhkan. Dalam menentukan pembeliannya, pelanggan individu berkehendak sendiri.
Setiap individu pada dasarnya mempunyai dua kebutuhan, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani meliputi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kenutuhan tersier, namu perbedaan masing-masing individu dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat situasi, kondisi, dan identitas, seta daya beli individu masing-masing. Kebutuhan rohani adalah kebutuhan kepuasan, misalnya segi pelayanan dan mutu barang yang dibeli. Terpenuhinya kebutuhan rohani sangat menentukan tingkat volume pembelian individu. Sehingga, untuk menentukan peluang pembelian berikutnya dari individu pelanggan, penjual harus dapat mengukur tingkat kepuasan yang diperoleh pelanggan dari segi pelayanan dan produk yang dijual.
b.      Pelanggan keluarga
Pelanggan keluarga adalah pelanggan yang berbelanja atas nama keluarga sekalipun pembeliannya dilakukan oleh seseorang yang mewakilinya. Pelanggan pelanggan family terdiri atas dua golongan, yaitu golongan keluarga kecil dan golongan keluarga besar. Keluarga kecil (nuclear family) setidaknya terdiri dari ayah dan ibu atau satu/ dua anak. Sedangkan keluarga besar (extended family) setidaknya terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek, nenek, keponakan, dan sebagainya.
Pelanggan family memiliki kebutuhan primer, sekunder dan tersier berbeda dan melakukan pembelian atas nama keluarganya sehingga kepuasan yang diharapkannyapun untuk semua anggota keluarga. Pelanggan family akan lebih banyak melakukan volume pembelian atau lebih banyak memberikan peluang terhadap penjual. Seorang ibu yang berbelanja untuk kepentingan anaknya akan berbeda antara ibu yang memiliki satu, dua, atau tiga anak. Untuk itu, pelayanan terhadap pelanggan family harus lebih baik karena penjual tentu saja sudah dapat meneropong kebutuhan dari masing-masing keluarga yang anggotanya banyak lagi berbeda-beda.
c.       Pelanggan organisasi/instansi
Pelanggan organisasi/instansi adalah pelanggan yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan organisasi/ instansi sekalipun pembeliannya diwakilkan pada seseorang. Kita semua dapat mengetahui bahwa sebuah organisasi/instansi mempunyai banyak kebutuhan, misalnya sebuah sekolah memiliki banyak kebutuhan baik sarana maupun prasarana dan sebuah perusahaan kue banyak membutuhkan bahan-bahan untuk pembuatan kue. Untuk itu, kita sebagai penjual sudah dapat memastikan peluang-peluang, volume pembelian organisasi/instansi tersebut, apakah kebutuhan mingguan, kebutuhan bulanan, ataupun kebutuhan tahunan. Apabila pelayanan yang penjual berikan dapat memuaskan instansi/organisasi tersebut sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak, tidak menutup kemungkinan mereka akan kembali lagi untuk melakukan pembelian.
2.      Pelanggan dari segi usia
Pelanggan ditinjau dari segi usia sangatlah bervarias, dan semakin bertambah usia seseorang yang kemungkinan besar lebih banyak lagi kebutuhan yang diperlukannya. Pelanggan, bila ditinjau dari segi usia, dapat dikategorikan menjadi pelanggan usia 0 sampai 3 tahun, usia 3 sampai 6 tahun, usia 6 sampai 12 tahun, usia 12 sampai 17 tahun, usia 17 sampai 22 tahun, usia 22 sampai 45 tahun, usia 45 sampai 65 tahun, usia 65 sampai 70 tahun, dan pelanggan usia 70 tahun keatas.
3.      Pelanggan dari segi jenis kelamin
Pelanggan jika ditinjau dari segi jenis kelamin pada umumnya terdiri dari laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan mempunyai kebutuhan masing-masing yang khusus, tetapi ada pula persamaan kebutuhan antara keduanya. Bila ditinjau dari segi perkembangan populasi penduduk, perempuan lebih banyak jumlahnya, dan hal itu menunjukkan target pasar pad perempuan lebih potensial.
4.      Pelanggan dari segi tingkat pendapatan
Pelanggan bila ditinjau dari tingkat pendapatannya, untuk ukuran penduduk Indonesia, terbagi dalam tiga kelompok, yaitu penduduk berpendapatan tinggi, penduduk berpendapatan menengah, dan penduduk berpendapatan rendah. Pengeluaran setiap pelanggan berbeda-beda, ada pendududk yang pengeluarannya besar (penduduk berpendapatan tinggi), ada penduduk pengeluarannya sedang (penduduk berpenendapatan menengah), dan penduduk yang pengeluarannya sedikit (penduduk berpendapatan rendah). Penggolonga pendapatan pelanggan tersebut sering diperhalus dengan istilah sejahtera dan prasejahtera. Namun, ukuran tinggi rendahnya pendapatan adalah relatif karena tergantung pada perkembangan perekonomian negara.
5.        Pelanggan dari segi pendidikan
Pelanggan bila ditinjau dari segi tingkatan pendidikan, sangat bervariasi dan hal ini sangat mempengaruh perbedaan selera masing-masing. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin besar pula kebutuhan yang diperlukannnya. Latar belakang tingkat pendidikan pelanggan dapat digolongkan menjadi berpendidikan Taman Kanak-kanan, berpendidikan Sekolah Dasar , berpendidikan Sekolah Lanjutan Menengah Pertama , berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Menengah dan berpendidikan Perguruan Tinggi.
6.      Pelanggan dari segi waktu pembelian
Pelanggan bila ditinjau dari segi waktu pembelian, sangat bervariasi karena tergantung pada waktu dibutuhkannya kebutuhan masing-masing. Secara sederhana, hal tersebut dapat dikategorikan antara lain pelanggan harian, pelanggan mingguan, pelanggan bulanan, pelanggan tahunan, pelanggan waktu pagi, pelanggan waktu siang, pelanggan waktu sore, pelanggan waktu malam hari, dan pelanggan waktu lain-lain.
7.      Pelanggan dari segi alur penjualan
Alur penjualan dalam hal ini  adalah sebagi gerakan-ferakan penjualan yang dapat dibagi atas gerakan periodik, umum, dan insidentil. Gerakan periodik adalah alur penjualan secara musiman atau dalam jangka waktu tertentu. Gerakan umum adalah alur penjualan yang dilakukan secara terus-menerus. Sedangkan, gerakan insidentil merupakan gerakan yang tidak dapat didugga, seperti munculnya bencaan alam, pemogokan, kegagalan panen, dan sebagainya. Namun, terkadang ada pula pelanggan musiman, atau pelanggan yang berbelanja pada waktu-waktu tertentu saja, misalnya musim panas, musim hujan, atau juga hari-hari besar.
8.      Pelanggan dari segi geografis
Pelanggan bila ditinjau dari segi geografis, dapat dibedakan menjadi pelanggan dari daerah pedesaan, pelanggan dari daerah perkotaan, pelanggan dari daerah pegunungan, pelanggan dari daerah pantai, dan lain sebagainya. Penduduk dari masing-masing daerah tersebut mempunyai selera dan kebutuhan masing-asing.
9.      Pelanggan dari segi agama
Pelanggan dari segi latar belakang agama khususnya di Indonesia digolongkan dalam pelanggan dari umat Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan lain sebagainya. Masing-masing umat beragama mempunyai kebiasaan dan pola-pola konsumsi berbeda dalam hal-hal tertentu. Perbedaan meliputi sandang, pangan, dan papan meskipun banyak pula persamaan-persamaannya.
B.       Menganalisis Kebutuhan Pelanggan
Semakin bertambahnya populasi penduduk dan semakin tingginya tingkat peradaban manusia membawa pada semakin banyak dan semakin beragamnya kebutuhan manusia. Kebutuhan yang diperlukan mencakup kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, pakaian, serta kebutuhan akan rumah dan kesehatan. Selain itu, pada abad informasi ini orang cenderung membutuhkan pelayanan jasa informasi serta produk barang yang diperlukan seefektif dan seefisien mungkin. Kebutuhan pelanggan dapat dibedakan menjadi tiga macam (Sutrisno, 2007: 12-18), antara lain:
1.      Kebutuhan praktis
Kebutuhan praktis meliputi seluruh produk yang kita jual baik produk yang berwujud (barang/goods) maupun produk yang tidak berwujud (jasa/service).
a.       Kebutuhan akan produk barang
Kebutuhan manusia kan barang secara hakiki terdiri dari kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan lainnya.  Kebutuhan pangan adalah kebutuhan akan makanan, namun pengertian pangan ini untuk perkembangan jaman sekarang ini tidak hanya terbatas pada makanan pokok saja, tetapi juga makanan dan minuman lain yang sekarang telah dikemas sedemikian rupa, siap saji, atau perlu dimasak terlebih dahulu. Kebutuhan sandang adalah kebutuhan pelanggan akan pakainan, tapi pengertian untuk era sekarang ini tidak hanya terbatas pada pakaian saja, melainkan berkembang pada kebutuhan akan aksesoris, model, ukuran, corak, ataupun yang lainnya. Kebutuhan akan baju bukan hanya sekedar penutup badan saja, melainkan telah menjadi atribut tubuh yang menyatakan identitas diri pemakai.
Kebutuhan papan adalah kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal. Rumah bukanlahh tempat berteduh dan menginap saja, melainkan tempat perlindungan dan tempat ketentraman jiwa dari keluarga. Membicarakan masalah rumah tentu saja akan terpikirkan segala kebutuhan perlengkapan rumah, dari mulai perlengkapan dapur, perlengkapan kamar mandi, kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dan perlengkapan pekarangan. Disamping ketiga kebutuhan pokok diatas, ada lagi kebutuhan akan kendaraan.

b.      Kebutuhan akan produk jasa
Pengidentifikasian kebutuhan pelanggan dari produk jasa dapat pula ditinjau dari konsekuensi pelanggan yang membutuhkan produk barang, yang secara tidak langsung akan membutuhkan produk jasa juga. Produk jasa dari kebutuhan akan pangan biasanya berupa usaha jasa pelayanan, seperti usaha katering, warung nasi, restoran, dan pembantu rumah tangga. Produk jasa dari kebutuhan sandang meliputi jasa tukang jahit, tukan cuci, tukang aksesories, dan jasa terkait lainnya. Produk jasa dari kebutuhan papan misalnya tukang bangunan, tukang kayu, sedangkan untuk kebutuhan papan sementara, pelanggan membutuhkan penginapan seperti hotel, motel, losmen, penginanapan lainnya.
2.      Kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik meliputi berbagai sarana dan fasilitas yang menunjang kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggan, misalnya tata letak ruang (layout), toilet, penerangan ruangan, kamar pas jika di toko, tersedianya tempat beribadah, penataan barang dagangan, pembungkus barang, tempat penitipan barang, counter dan adanya kasir.
3.      Kebutuhan emosional
Kebutuhan emosional sangat erat kaitannya dengan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dari awal masuk perusahaan sampai pulang lagi, diantaranya adalah petugas satpam, pelayanan informasi pelanggan, pramuniaga, kasir, dan pengantar barang.

C.      Pendekatan Proaktif dalam Peningkatan Pelayanan
Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dapat melalui beberapa cara, misalnya dengan menerbitkan brosur-brosur, menjelaskan kepada masyarakat akan maksud dan faedah dari produk yang kita tawarkan, mendatangi rumah-rumah untuk mencari pelanggan, dan mengatur segala sesuatu secara sistematis dan efektif untuk mencapai kemudahan dan kecepatan melaksanakannya dan masih banyak lagi cara-cara lainnya.
Selain cara-cara melakukan pendekatan-pendekatan proaktif diatas serta untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, ada beberapa cara lain yang harus diperhatikan (Sutrisno, 2007: 68-70), meliputi:
1.      Cara menemui dan mempengaruhi calon pelanggan
Cara-cara menemui dan mempengaruhi calon pelanggan, dapat dilakukan dengan beberapa cara datang sendiri dengan memperkenalkan diri, datang dengan perantara orang lain, dengan perantara surat, dengan perantara telepon, ataupun melalui organisasi perkumpulan.
2.      Cara menghadapi calon pelanggan
Cara menghadapi calon pelanggan dapat dilakukan melalui berbagai cara dibawah ini, seperti:
a.       Menciptakan suasana yang menyenangkan
Menciptakan suasana yang menyenangkan seperti membuat suasana persahabatan yang intim, membesarkan perasaan hati calon pelanggan agar merasa dirinya adalah orang yang penting, menanamkan kepercayaan kepada mereka agar mempunyai pikiran/inspirasi dan memberikan jalan untuk mempermudah calon pelanggan dalam menentukan keputusannya.
b.      Mengadakan pendekatan terhadap calon pelanggan
Pendekatan adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang penjual untuk memperoleh keterangan dari calon pelanggan dengan cara pendekatan. Cara pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memberi salam, menunggu sejenak untuk menanyakan sesuatu yang dikehendaki oleh calon pelanggan. Pendekatan dagang dapat dilakukan apabila pelanggan telah langsung melihat suatu barang / produk, maka berikanlah penjelasan mengenai kegunaan dan keunggulan produk tersebut. Selain itu dapat dilakukan penaruhan perhatian pada pelanggan lainnya apabila pelanggan pertama belum menyatakan pilihannya.
c.       Memperoleh perhatian pelanggan dengan pemberian kesan sebelum menjual produk. 
Setelah timbul perhatian, berikanlah kesan yang baik dengan sikap yang sesuai. Karena perhatian dari pelanggan hanya bersifat sementara, langgan harus berusaha agar perhatian itu cukup lama sehingga membangkitkan keinginan calon pelanggan. Untuk mempertahankan perhatian calon pelanggan, ceritakan hal-hal yang menarik tentang produk tersebut. Selain itu, hal yang paling penting adalah mengubah perhatian menjadi minat membeli, sehingga hal ini menuntut penjual agar tidak bosan-bosannya siap sedia melayanani pelanggan.

D.      Kerangka Pelayanan pada Pelanggan
Pelayanan pelanggan atau costumer service adalah upaya melayani pelanggan dengan sikap, perhatian, dan tindakan yang ramah, cepat, dan tepat oleh penjual. Sangat berkaitan dengan costumer service adalah service excellence atau pelayanan prima. Service excellence adalah pelayanan utama terhadap pelanggan. Fungsi pelayanan prima adalah untuk membedakan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, meningkatkan citra perusahaan, menciptakan kunci keberhasilan bisnis, dan menciptakan dan mempertahankan pelanggan.
Sedangkan komponen-komponen dalam pelayanan meliputi kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, cara memberikan layanan, hubungan antar pribadi yang terbentuk melalui pelayanan tersebut. Aturan – aturan dalam service excellence meliputi penampilan profesional, pedoman dalam penampilan di perusahaan, sikap profesional, dalam mengkonfirmasikan keputusan pelanggan, memberikan pelayanan prima (Sutrisno, 2007: 84- 87)
a.       Penampilan profesional
Penampilan profesional disini dimaksudkan bahwa penampilan pelayan haruslah enerjik, meliputi terampil dan cekatan, antusiasme dalam bekerja, sikap siap melayani. Selanjutnya menarik, berpenampilan sopan, luwes, rapi, bersih, dan serasi, serta berupaya agar pelanggan puas dan senang. Progresif berupa sikap percaya diri yang positif, inisiatif melayani pelanggan dengan baik, pelanggan dilayani sebaik mungkin. Antisipatif, berupa kredibilitas dan reputasi yang dapat dipercaya, andal dalam melaksanakan kepercayaan, disiplin dan konsistensi dalam menjalankan tugas, serta teliti.
b.      Pedoman penampilan fisik
Penampilan fisik dapat meliputi pakaian dan perlengkapan yang digunakan, rambut, wajah dan tubuh, perhiasan, serta menjaga kebersihan diri.
c.       Sikap profesional dalam mengkonfirmasikan keputusan pelanggan
d.      Memberikan pelayanan prima
Pelayanan prima meliputi:
1.      Pelayanan dengan sikap (attitude) dengan berpenampilan serasi, berppikir positif, dan bersikap menghargai.
2.      Pelayanan dengan perhatian (attention) meliputi mendengarkan dan memahami kebutuhan pembeli, menaruh perhatian dan menjaga penampilan
3.      Pelayanan dengan tindakan (action) meliputi pencatatan pesanan, kebutuhan, penegasan kebutuhan, perwujudan kebutuhan, dan pernyataan terimakasih kepada pelanggan
4.      Mampu melakukan komunikasi dengan menerapkan prinsip dasar komunikasi
5.      Mampu berkomunikasi secara verbal maupun non-verbal
6.      Mampu bekerja dalam pelayanan secara individu dan kelompok.
Peranan pelayan dalam pelayanan pelanggan, pelayan adalah orang yang berhadapan langsung dengan pelanggan, atau dapat pula disebut sebagai ujung tombak perusahaan. Peran pelayan terhadap calon pelanggan dalam memotivasinya meliputi pemberian informasi kepada pelanggan dengan benar dan menjawab pertanyaan pelanggan dengan tepat, pemberian bantuan/ pelayanan, pemberian nasihat kepada pelanggan dalam menentukan produk yang akan dibelinya, penjagaan suasana kerja yang tertib, tenang dan nyaman, promotor dan penjual, pengamanan berupa mengamankan barang-barang toko dan barang-barang yang dibeli oleh pelanggan, serta mengendalikan barang yang sudah terjual dan belum, karena hal ini berkaitan dengan informasi barang yang akan disampaikan kepada pelanggan yang membutuhkan produk tersebut. Dalam melakukan penyampaian pelayanan kepada pelanggan, seseorang penjual harus memiliki sikap-sikap yang dapat mendukung tercapainya tujuan tersebut (Sutrisno, 2007: 87). Diantara sikap yang dibutuhkan tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Etika
Etika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari akhlak atau budi pekerti, baik buruknya suatu ucapan, sikap dan tindakan, serta benar salahnya ucapan, sikap dan tindakan itu. Dengan demikian, sikap pertama yang harus dimiliki dalam penyampaian pelayanan kepada pelanggan adalah penguasaan etika.
b.      Cermat
Cermat ialah selalu fokus dan sungguh-sungguh dalam melakukan penyampaian pelayanan kepada pelanggan. Seorang penjual yang cermat akan cepat memanfaatkan keadaan itu dan dijadikan peluang untuk lebih meningkatkan penjualan.
c.       Sopan
Dengan bersikap sopan, seseorang akan dihargai oleh orang lain. Dengan demikian, setiap pelayanan dituntut bersikap sopan kepada pelanggan sehingga setiap pelanggan merasa diuntungkan apabila mengkonsumsi produk kita.
d.      Rendah hati
Endah hati bisa dikatakan tidak sombong atau tidak membanggakan iri sendiri di hadapan orang lain/ pelanggan dan menganggap pelanggan tersebut tidak berarti apa-apa.
e.       Bersikap menyenangkan
Setiap petugas pelayanan harus bersikap menyenangkan untuk membuat pelanggan tidak merasa bosan atau jenuh dengan pelayanan yang kita berikan.



PENUTUP
Kesimpulan
1.      Pengertian pelanggan secara sempit dalam Ansori Toyib (http: 2003)  adalah semua orang atau organisasi yang melakukan pembelian produk atau jasa yang diasilkan perusahaan. Sedangkan pengertian pelanggan dalam arti luas adalah semua pihak yang mempunyai hubungan/ kepentingan dengan perusahaan (stake holders) seperti supplier, distributor/penyalur, pemilik perusahaan, kreditor/investor, karyawan organik/ nonorganik, pembeli produk & jasa.
2.      Ditinjau dari segi kenyataan di lapangan, penegertian pelanggan menurut Sutrisno (2007: 9), yaitu orang atau instansi/lembaga yang melakukan pembelian produk baik barang maupun jasa secara berulang-ulang.
3.      Macam-macam pelanggan menurut Sutrisno (2007: 10-12) ditinjau dari segi banyaknya, dari segi usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, segi pendidikan, segi waktu pembelian, segi geografis, dan segi agama.
4.      Menurut Sutrisno (2007: 12-18), kebutuhan pelanggan dibedakan menjadi kebutuhan praktis, kebutuhan fisik dan kebutuhan profesional.
5.      Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, terdapat  beberapa pendekatan proaktif menurut Sutrisno (2007: 68-70), meliputi cara menemui dan mempengaruhi calon pelanggan serta cara menghadapi calon pelanggan
6.      Pelayanan pelanggan atau costumer service menurut Sutrisno (2007: 84) adalah upaya melayani pelanggan dengan sikap, perhatian, dan tindakan yang ramah, cepat, dan tepat oleh penjual. Sangat berkaitan dengan costumer service adalah service excellence atau pelayanan prima. Service excellence adalah pelayanan utama terhadap pelanggan. Fungsi pelayanan prima adalah untuk membedakan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, meningkatkan citra perusahaan, menciptakan kunci keberhasilan bisnis, dan menciptakan dan mempertahankan pelanggan.
7.      Aturan – aturan dalam service excellence menurut Sutrisno (2007: 84- 87) meliputi penampilan profesional, pedoman dalam penampilan di perusahaan, sikap profesional, dalam mengkonfirmasikan keputusan pelanggan, memberikan pelayanan prima
8.      Peranan pelayan menurut Sutrisno (2007: 85-86) dalam pelayanan pelanggan, pelayan adalah orang yang berhadapan langsung dengan pelanggan, atau dapat pula disebut sebagai ujung tombak perusahaan.
9.      Dalam melakukan penyampaian pelayanan kepada pelanggan, seseorang penjual harus memiliki sikap-sikap yang dapat mendukung tercapainya tujuan tersebut dalam Sutrisno (2007: 87). Diantara sikap yang dibutuhkan tersebut antara lain etika, cermat, sopan, rendah hati, dan bersikap menyenangkan.


DAFTAR PUSTAKA

Djajendra. 2009. Pelayanan Pelanggan Membutuhkan Sikap Rendah Hati. Diunduh dari http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/2009/06/06/pelayanan-pelanggan-butuh-sikap-rendah-hati.html pada tanggal 18 November 2011
Golis, Christopher. 1994. Menjual dengan Empati. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sutrisno, dkk. 2007. Memberikan Pelayanan kepada Pelanggan. Sukabumi: Yudistira
Triatmojo, Yunianto. 2007. Konsep Dasar dalam Memuaskan Pelanggan. Diunduh dari http://triatmojo.wordpress.com/2007/01/15/konsep-dasar-dalam-memuaskan-pelanggan-pelayanan-publik.html pada tanggal 18 November 2011



  

Tidak ada komentar: