MAKALAH PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Psikologi Pendidikan
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR
BIASA
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
2011
DAFTAR
ISI
halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………........……….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………........………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………….…………………………………...……..…………….1
B. Rumusan
Masalah……………….……………….………………...…….……………2
C. Tujuan………..…………………………………………………………………….….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teori Belajar Humanistik………………………..……….……..…………3
B. Tokoh-Tokoh
Dalam Teori Humanistik………………………….…………….……...3
C. Implikasi
Teori Belajar Humanistik……………………………...……………………7
D. Aplikasi
Teori Belajar Humanistic Dalam Pembelajaran Siswa…………...…………8
E. Tujuan
Tori Belajar Humanisti…………………………………………….…………..9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………..…………………………………………...…………..11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Tujuan belajar menurut teori
humanistik adalah memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia dalam segala aspek
kehidupan. Termasuk di dalamnya menghargai potensi dari masing-masing individu
atau siswa. Pendidik harus mengupayakan keberhasilan peserta didik, tidak hanya
ditunjang dari kecerdasan intelektulnya saja. Namun, juga sangat dipentingkan
kecerdasan emosionalnya. Hal ini yang harus diperhatikan oleh pendidik pada
umumnya. Pendidik yang memiliki peran cukup penting disamping peran orang tua
yang utama, harus menempatkan posisi sesuai dengan tuntutannya.
Tujuan utama pendidik yaitu
membantu siswanya untuk mengembangkan diri menuju kepada kedewasaan. Menjadi pendidik harus memiliki sifat yang
fasilitator. Memfasilitasi keperluan siswa dari segi model pembelajaran. Tidak
menjadi sosok yang ditakuti oleh sisswa, tetapi seorang pendidik yang
inspiratif harus mampu mengimbangi emosional peserta didik kemudian mampu untuk
menempatkan diri seperti menjadi sahabat bagi siswa.
Berdasarkan sedikit paparan di
atas, perlu kita ketahui bersama bahwa suatu hukuman(punishment) juga penting
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Jika siswa dibiarkan saja ketika
melakukan kesalahan dan dengan alasan humanis, hal ini perlu kita cegah
bersama. Humanis bukan anti hukuman terhadap siswa, justru dengan humanis,
hukuman semakin dikuatkan bagi mereka yang melakukan kesalahan. Tantangan besar
dari pendidik dalam proses pembelajaran yaitu salah satunya ketika peserta
didik enggan atau bosan mengikuti pembelajaran. Akibatnya, siswa berisik
sendiri dan tana menghiraukan pendidik. Pendidik harus peka terhadap persoalan
ini. Kecerdasan emosional pendidik diuji di sini. Pendidik harus mampu
meyakinkan kepada peserta didik dengan sikap yang ramah dan tetap tegas.
Perilaku yang buruk itu sesungguhnya tidak lain adalah ketidakmampuan seorang
anak untuk melakukan sesuatu yang tidak akan membefrikan kepuasan baginya.
Begitu kutipan pendapat dari salah satu tokoh psikologi Arthur Combs.
B.
Rumusan
Masalah
1)
Apa pengertian
keseluruhan dari teori humanistik?
2)
Mengapa harus
diterapkan teori belajar humanistik?
3)
Bagaimana
pengaplikasiannya dalam proses pembelajaran?
C.
Tujuan
1)
Mengetahui pengertian
teori belajar humanistik secara komprehensif
2)
Mengetahui manfaat
mempelajari teori belajar humanistik
3)
Memahami pengaplikasian
teori humanistik dalam proses pembelajaran, dan kemudian dibandingkan kelebihan
apa jika diterapkan teori humanistik dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Teori Humanistik
Menurut teori belajar humanistik
tujuan belajar adalah memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia, yakni untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang
belajar secara optimal. Dal hal ini, teori humanistik bersifat eklektik
(memanfaatkan / merangkum semua teori apapun dengan tujuan untuk memanusiakan
manusia). Tujuan pendidik yang utama adalah membantu siswa untuk mengembangkan
dirinya. Teori belajar humanistik sifatnya abstrak dan lebih mendekaji kajian
filsafat. Teori ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep. Dalam teori
ini ada dua bagian penting dalam proses belajar, yaitu proses pemerolehan
informasi baru dan personalisasi informasi pada individu.
Pendekatan humanistik menekankan pentingnya emosi atau perasaan,
komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu,
metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai
kemanusiaan siswa. Guru, oleh karenanya, disarankan untuk menekankan
nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan
kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
B.
Tokoh-Tokoh
dalam Teori Humanistik
Tokoh penting
dalam teori humanistik :
1.
Arthur Combs (1912-1999)
Bersama
Donald Snyg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia
pendidikan. Meaning (makna/arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar
terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Sehingga guru tidak dapat memaksakan
kehendak materi yang tidak disukai/ tidak relevan pada anak. Yang terpenting
adalah bagaimana membawa siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari
materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya (Gayne dan
Briggs). Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain.
Combs
memberikan gambaran presepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran
(besar dan kecil) yang bertitik pusat satu. Lingkaran kecil adalah gambaran
dari presepsi diri dan lingkaran besar adalah presepsi dunia. Jadi, hal-hal
yang mempunyai hubungan sedikit dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
2.
Maslow
Menurut
Maslow ada dua hal yang terdapat di dalam diri idividu, yaitu suatu usaha yang
positif untuk berkembang dan kekuatan untuk melawan atau menolak hambatan untuk
berkembang. Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi 7 hirarki. Apabila sudah
terpenuhi kebutuhan manusia yang dasar (pertama), maka akan menginginkan kebutuhan
yang lebih lagi. Maslow berpendapat bila perhatian dan motivasi belajar tidak
mungkin berkembang jika kebutuhan dasar siswa belum terpenuhi.
3.
Carl Rogers
Carl Rogers lahir 8 jamuari 1902 di oak
park, Illinois chikago. Sebagai anak keempat dari enam bersaudara semula rogers
menekuni bidang agama tetapi akhirnya beralih ke bidang psikologi. Ia
mempelajari psikoligi klinis di universitas Colombia dan mendapat gelar Ph.D
pada tahun 1931. Sebelimnya ia telah merintis kerja klinis di Rochester society
untuk mencegah kekerasan pada anak. Gelar
prosor di terima di ohio state 1940.
Tahun 1942, ia menulis buku pertamanya, konteling and psychotherapy dan secara
bertahap mengembangakn konsep client- centered therapy. Rogers membedakan dua
tipe belajar yaitu,
a.
Kognitif (kebermaknaan)
b.
Experiential
(pengaalaman dan signifikasnsi)
Guru
menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti
mempelajari mesin denagn tujuan memperbaiki mobil. Experiential learning pada kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas
belajar Experiential learning mencakup:
a. Keterlibatan
sisiwa secara personal
b. Berinisiatif
c. Evaluasi
oleh siswa sendiri
d. Adanya
efek yang membekas pada siswa
Menurut
rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentngnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
a.
Menjadi manusia berarti
memiliki kekuatan yag wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang
hal-hal yang tidak ada artinya.
b.
Siswa akan mempelajari
hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan.
c.
Pengorganisasian bahan
pengajaran berarti mengorganisasikan
bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
d.
Belaajr yang bermaksud
pada manusia modern berarti belajar tentang proses.
Dalam
bukunya freedom to learn, ia menunjukan sejumlah prinsip-prinsip dasar
humanistik yang penting diantaranya adalah:
a.
Manusia itu mempuyai
kemampuan belajar alamiah
b.
Belajar yang signifikan
terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan
maksud-maksud sendiri.
c.
Belajar yang menyangkut
perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggab mengancam dan
cenderung untuk ditolaknya.
d.
Tugas-tugas belajar
yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila
ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
e.
Apabila ancaman
terhadap diri sendiri rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara
yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
f.
Belajar yang bermakna diperoleh sisiwa dengan
melakukanya.
g.
Belajar diperlancar
bilamana sisiwa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab
terhadap proses belajar itu.
h.
Belajar atas inisiatif
sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan atau intelek,
merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
i.
Kepercayaan terhdap
diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa
dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari
orang lain merupakan cara kedu ayang penting.
j.
Belajar yang paling
berguna secara social di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses
belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan
penyatuanya kedalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.
Salah
satu model pendidikan terbukan mencakup konsep mengajar guru yang fasilitatif,
yang di kembangkan rogers diteliti oelh Aspy dan Roebuck(1975) mereka meneliti
kemampuan para guru untuk menciptakan kondisi yang mendukung yaitu empati,
pengahrgaan, dan umpan balik positif. Cirri-ciri guru yang fasiltatif adalah:
a.
Merespon perasaan
sisiwa
b.
Menggunakan ide-ide
siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
c.
Berdalog dan berdiskusi
dengan siswa
d.
Menghargai siswa
e.
Kesesuaian antara
perilaku dan perbuatan
f.
Menyesuaikan isi
kerangkan berpikir siswa (penjelasan untuk memantapkan kebutuhan segera dari
siswa)
g.
Tersenyum pada siswa
Dari
penelitian tersebut diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos
siswa, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik termasuk pelajaran
bahasa dan matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang
berkaitan dengan disiplin dan mengurangi perusakan pada peralatan sekolah,serta
sisiwa-siswa menjadi lebih spontan dan menggunakan tingkat berfikir yang lebih
tinggi.
C.
Implikasi Teori Belajar Humanistik
Menurut teori ini Guru berperan sebagai fasilitator.
Maksudnya adalah guru
berperan untuk memberi kemudahan
belajar. Hal ini meliputi :
1.
Fasilitator
sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok,
atau pengalaman kelas
2.
Fasilitator
membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam
kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
3.
Dia mempercayai
adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang
bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam
belajar yang bermakna tadi.
4.
Dia mencoba
mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah
dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
5.
Dia menempatkan
dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan
oleh kelompok.
6.
Di dalam menanggapi
ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat
intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara
yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7.
Bilamana cuaca
penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-angsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut
berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya
sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
8.
Dia mengambil
prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya
dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil
secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
9.
Dia harus tetap
waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam
dan kuat selama belajar
10.
Di dalam berperan
sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan
menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
D. Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa
Aplikasi teori
humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan. Menurut teori humanistik mempercayai
bahwa diri (self) merupakan individu yang positif.
Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi
fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran
mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman
belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan
pembelajaran.
Siswa berperan
sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan
potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat
negatif.
Tujuan pembelajaran
lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang
umumnya dilalui adalah :
1.
Merumuskan tujuan
belajar yang jelas
2.
Mengusahakan
partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan
positif.
3.
Mendorong siswa
untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4.
Mendorong siswa
untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5.
Siswa di dorong
untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa
yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.
6.
Guru menerima siswa
apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara
normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko
perbuatan atau proses belajarnya.
7.
Memberikan
kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8.
Evaluasi diberikan
secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.
Pembelajaran
berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan
aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar
dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab
tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin
atau etika yang berlaku.
E.
Tujuan
Teori Humanistik
Menurut teori humanistik, tujuan
belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil
jika si pelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam
proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi
diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah
membantu sisiswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka. para ahli
humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah:
1. Proses
pemerolehan informasi baru
2. Personalisasi
informasi pada individu
Tujuan pembelajaran lebih kepada
proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnnya dilalui
adalah:
1. Merumuskan
tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan
partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat: jelas, jujur dan
positif
3. Mendorong
siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif
sendiri
4. Mendorong
siswa untuk peka, berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5. Siswa
didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang
ditunjukkan
6. Guru
menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai
secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala
resiko perbuatan atau proses belajarnya
7. Memberikan
kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi
diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.
Pembelajaran berdasarkan teori ini
cocok untuk diterapkan untuk materi-materi pembelajaran yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa
senang, bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang
bebas, berani dan tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
Menurut teori belajar humanistik
tujuan belajar adalah memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia, yakni untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang
belajar secara optimal. Dal hal ini, teori humanistik bersifat eklektik
(memanfaatkan / merangkum semua teori apapun dengan tujuan untuk memanusiakan
manusia). Tujuan pendidik yang utama adalah membantu siswa untuk mengembangkan
dirinya. Teori belajar humanistik sifatnya abstrak dan lebih mendekaji kajian
filsafat. Teori ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep. Dalam teori
ini ada dua bagian penting dalam proses belajar, yaitu proses pemerolehan
informasi baru dan personalisasi informasi pada individu.
Tokoh penting dalam teori humanistik :
1.
Arthur Combs (1912-1999)
2.
Maslow
3.
Carl Rogers
Menurut teori ini Guru berperan sebagai fasilitator. Maksudnya adalah guru berperan untuk
memberi kemudahan belajar.
Aplikasi
teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran
yang mewarnai metode-metode yang diterapkan.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student
center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa
memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan
meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan di atas adalah
bahwa teori humanistik lebih menekankan pada tujuan memanusiakan manusia.
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari bagaimana siswa dapat memaknai apa yang
ia miliki dan ia dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar