Senin, 30 Juli 2012

RESUME MATERI DASAR-DASAR PENDIDIKAN SENI, BUDAYA DAN KETERAMPILAN

1.      Prinsip Pembelajaran Seni, Budaya dan Keterampilan bagi ABK
Pembelajaran seni, budaya dan keterampilan bagi ABK lebih difokuskan pada pembelajaran keterampilan kematangan menolong diri atau keterampilan hidup sehari-hari dan akademik fungsional. Keterampilan bagi ABK berupa keterampilan binadiri, keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minat anak dan bersifat vocasional, keterampilan fungsional, kecakapan hidup, keterampilan sosial, dan keteramilan berkarya atau olah karya. Pembelajaran DSBK bagi ABK juga harus memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor, dimana jika berkembang anak akan memiliki kemampuan dalam mengolah fungsi pikir, sehingga guru harus pandai dalam memodifikasi kurikulum sesuai dengan kondisi anak.
Keterampilan bagi ABK erat kaitannya dengan life skill. Life skill merupakan kecakapan yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk mencapai kemandirian hidup, dikembangkan melalui pembiasaan dan membuat individu dapat mencapai keberhasilan hidup. Konsep life skill dalam sistem persekolahan meliputi kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Keterampilan hidup dimulai sejak bayi, usia anak, pra-remaja, remaja, pasca remaja dan lansia.
Hal yang membedakan antara anak normal dengan ABK berupa kemampuannya, orientasi kebutuhan, dan kemandirian. Hal ini terjadi karena manusia hidup untuk melayani dirinya sendiri dan juga untuk melayani orang lain. pembelajaran ABK harus mengembangkan pengetahuan yang komprehensif untuk kehidupan, terampil menerapkan pengalaman belajar dalam kehidupan nyata, serta mampu bersikap yang mencerminkan tata aturan kehidupan bermasyarakat sesuai dengan kemampuannya. Pembelajaran keterampilan ABK juga harus memperhatikan dua faktor antara lain potensi yang dimiliki anak, kemampuan anak sesuai dengan kondisinya, yang keduanya dapat diketahui setelah melakukan asesmen. Asesmen ini dilakukan dengan memperhatikan kecerdasan anak, keadaan sensomotorik anak, bakat dan minat anak. Kebutuhan pembelajaran ABK berdasarkan pengalaman konkret, pengalaman memadukan dan kebutuhan akan berbuat dan bekerja dalam belajar. Selain itu, perlu diketahui bahwa dalam pembelajaran DSBK, anak memiliki keterbatasan dalam konsep dan keanekaragaman pengalaman baru, keterbatasan dalam interaksi dengan lingkungan, keterbatasan mobilitas dan keterbatasan dalam memproses informasi.
2.      Analisa Tugas
Dalam pembelajaran keterampilan ABK, perlu adanya analisis tugas untuk mempermudah anak memahami serta melakukan keterampilan sesuai tahapannya. Analisa tugas merupakan langkah-langkah menyelesaikan kegiatan secara rinci. Merupakan proses menganalisis dan menggambarkan bagaimana manusia melaksanakan tugas dengan dapat mempertanggungjawabkan atas pekerjaannya, dpat menjelaskan apa saja yang dilakukan serta peralatan-peralatan yang digunakan serta hal-hal yang perlu diketahui dalam suatu analisis. Analisis tugas haruslah sistematis, prosedural, rinci praktis dan spesifik. Analisis tugas dimulai dari yang sederhana, mudah dan tidak membahayakan. Langkah dalam membuat analisis kerja dimulai dari menentukan tujua keterampilan, membuat analisa tugas, membuat evaluasi, menentukan tujuan yang lebih spesifik, dan mengatuf strategi.
3.      Strategi Pembelajaran Keterampilan
Strategi dalam pembelajaran keterampilan pada ABK pertama, haruslah merupakan kegiatan dan bahan ajar yang menyatu dengan anak, materi juga merupakan hal-hal yang dimiliki anak dan dikembangkan melalui belajar. Kedua, hand of experiences atau siswa melakukan sendiri dengan tangannya dengan kaa lain anak melakukan secara langsung dengan metode praktik. Ketiga, penetapan bahan ajar. SD kelas bawah hanya merupakan tahap pengenalan,SD kelas atas berupa keterampilan dasar untuk melatih proses dan menghasilkan karya sederhana. Sekolah menengah mengarah pada keterampilan pra vokasional, serta pada tingkat pasca sekolah tingkat latihan berada di tingkat terampil dan mahir. Keempat, pendekatan pembelajaran berupa pendekatan pembelajaran keterampilan terpadu, dan pendekatan proses. Kelima, asas pembelajaran yang menyangkut motivasi, potensi, suasana dan pengelolaan kelas. Selain itu, perlunya skenario dalam pembelajaran keterampilan. Skenario pembelajaran menurut Affandi (2002) menetapkan empat langkah yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan pengkajian, kegiatan penetapan, kegiatan pemantapan hasil belajar, dan tahap evaluasi kemajuan belajar.

Tidak ada komentar: